Sabtu, 22 Juli 2017

Wajah Pertanian di Indonesia


  
Indonesia adalah negara melimpah akan sumber daya alamnya. Oleh karena itu pemanfaatan sumber daya alam yang melimpah tersebut harus dilakukan dengan baik. Jika pemanfaatan sumber daya alam dalam sektor pertanian dalam dilaksanakan dengan baik, beberapa target dan permasalahan negara dapat terpenuhi seperti swasembada pangan, pengurangan jumlah pengangguran, dan bahkan dapat membantu dalam sektor perekonomian negara. 

Tetapi kenyataannya, pemanfaatan sumber daya alam di Indonesia belum dilaksanakan dengan baik, dilihat dari kebutuhan pangan yang tidak terpenuhi, tidak meratanya kesejahteraan sosial dan sederet permasalahan lainnya. Beberapa penyebabnya adalah pembangunan yang tidak merata, semakin minimnya lahan pertanian dan pertumbuhan penduduk yang tidak dapat dibendung yang mengakibatkan meningkatnya kebutuhan pangan dan lahan kosong untuk pemukiman warga. Oleh karena itu, pemerintah sangat berperan penting untuk menghadapi permasalahan ini, mulai dari kebijakan – kebijakan yang dapat mempertahankan lahan pertanian, penstabilan harga pasar agar tidak terjadi lonjakan harga di pasar, hingga sarapa prasarana untuk mendukung dan meningkatkan hasil pertanian.
Hubungan Manusia dengan Sumber Daya Alam
Seperti yang telah diketahui, manusia dan sumber daya alam tidak dapat dipisahkan. Manusia sangatlah bergantung pada sumber daya alam yang ada di sekitarnya untuk bertahan hidup, baik digunakan secara langsung atau diolah terlebih dahulu. Sumber daya alam sendiri dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan hidupnya selain itu sumber daya alam memiliki peran ganda yaitu, sebagai modal pertumbuhan ekonomi dan sebagai penopang sistem kehidupan (Hanafie, 2010:62). Hubungan manusia dengan sumber daya alam mencakup banyak hal, dan pada bidang pertanian beberapa contohnya adalah penggunaan lahan untuk pertanian dan penggunaan air untuk irigasi pertanian. 

Pertumbuhan Penduduk di Indonesia
Pertumbuhan penduduk, Pertumbuhan penduduk di Indonesia dapat di lihat dari hasil setiap sensus rutin yang dilaksanakan setiap tahun kelipatan 10. Dari tabel hasil sensus di bawah, setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada tabel dibawah, dari tahun 1971 hingga 2010 terjadi kenaikan hingga 100%. Pertumbuhan penduduk yang tak terkendali ini disebabkan oleh tingkat kelahiran yang tinggi. Pertumbuhan penduduk ini sangatlah berpengaruh pada sektor pertanian, karena permintaan bahan pangan akan sebanding dengan jumlah penduduk yang ada. Pertumbuhan penduduk di Indonesia akan sangat mempengaruhi jumlah lahan pertanian yang tersedia. Berikut data hasil sensus oleh BPS.

Tabel Jumlah Penduduk Indonesia Menurut Provinsi (Jiwa) Hasil dari Sensus Penduduk yang di lakukan oleh BPS.

No.
Provinsi
Tahun
1971
1980
1990
2000
2010
1
Aceh
2.008.595
2.611.271
3.416.156
3.930.905
4.494.410
2
Sumatera Utara
6.621.831
8.360.894
10.256.027
11.649.655
12.982.204
3
Sumatera Barat
2.793.196
3.406.816
4.000.207
4.248.931
4.846.909
4
Riau
1.641.545
2.168.535
3.303.976
3.804.232
5.538.367
5
Jambi
1.006.084
1.445.994
2.020.568
2.413.846
3.092.265
6
Sumatera Selatan
3.440.573
4.629.801
6.313.074
6.899.675
7.450.394
7
Bengkulu
519
768
1.179.122
1.567.432
1.715.518
8
Lampung
2.777.008
4.624.785
6.017.573
6.741.439
7.608.405
9
Kep. Bangka Belitung
-
-
-
900.197
1.223.296
10
Kepulauan Riau
-
-
-
-
1.679.163
11
DKI Jakarta
4.579.303
6.503.449
8.259.266
8.389.443
9.607.787
12
Jawa Barat
21.623.529
27.453.525
35.384.352
35.729.537
43.053.732
13
Jawa Tengah
21.877.136
25.372.889
28.520.643
31.228.940
32.382.657
14
DI Yogyakarta
2.489.360
2.750.813
2.913.054
3.122.268
3.457.491
15
Jawa Timur
25.516.999
29.188.852
32.503.991
34.783.640
37.476.757
16
Banten
-
-
-
8.098.780
10.632.166
17
Bali
2.120.322
2.469.930
2.777.811
3.151.162
3.890.757
18
Nusa Tenggara Barat
2.203.465
2.724.664
3.369.649
4.009.261
4.500.212
19
Nusa Tenggara Timur
2.295.287
2.737.166
3.268.644
3.952.279
4.683.827
20
Kalimantan Barat
2.019.936
2.486.068
3.229.153
4.034.198
4.395.983
21
Kalimantan Tengah
702
954
1.396.486
1.857.000
2.212.089
22
Kalimantan Selatan
1.699.105
2.064.649
2.597.572
2.985.240
3.626.616
23
Kalimantan Timur
734
1.218.016
1.876.663
2.455.120
3.553.143
24
Sulawesi Utara
1.718.543
2.115.384
2.478.119
2.012.098
2.270.596
25
Sulawesi Tengah
914
1.289.635
1.711.327
2.218.435
2.635.009
26
Sulawesi Selatan
5.180.576
6.062.212
6.981.646
7.043.869
8.034.776
27
Sulawesi Tenggara
714
942
1.349.619
1.821.284
2.232.586
28
Gorontalo
-
-
-
835.044
1.040.164
29
Sulawesi Barat
-
-
-
-
1.158.651
30
Maluku
1.089.565
1.411.006
1.857.790
1.205.539
1.533.506
31
Maluku Utara
-
-
-
785.059
1.038.087
32
Papua Barat
-
-
-
-
760.422
33
Papua
923
1.173.875
1.648.708
1.751.001
2.833.381
INDONESIA
119.208.229
147.490.298
179.378.946
206.264*595
237.641.326

Sumber : Badan Pusat Statistik (2010)


Kebutuhan Pangan dan Ketahanan Pangan

Kebutuhan pangan merupakan kebutuhan manusia yang diperuntukkan konsumsi yang meliputi sumber hayati produk pertanian, perebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah (UU Pangan No 18 2012, PP No 17 2015). 


Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya Pangan yang cukup, dan tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan (UU Pangan No 18 2012). Ketahanan pangan yang baik adalah terpenuhinya kebutuhan pangan suatu negara hingga individu individu dari hasil produksi dalam negeri. Jadi untuk meningkatkan mutu ketahanan pangan negara.



Produksi Pertanian

Tabel Produksi Padi dan Tanaman Palawija 2014-2015

No.
Jenis Komoditi
Tahun (ribu ton)
Pertumbuhan 2015 terhadap 2014 (%)
2014
2015
1
Padi
70.846
75.398
6,42
2
Jagung
19.008
19.612
3,18
3
Kedelai
955
963
0,85
4
Kacang Tanah
639
605
-5,42
5
Kacang Hijau
245
271
10,99
6
Ubi Kayu
23.436
21.801
-6,98
7
Ubi Jalar
2.383
2.298
-3,57

Sumber: Badan Pusat Statistik (2015)


Pada tahun 2015 produksi padi di Indonesia meningkat sebesar 6,42%. Demikian pula pada produksi jagung, kedelai, dan kacang hijau masing-masing sebesar 3,18%; 0,85%; 10,99%. Sebaliknya, pada komoditi kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalar justru mengalami penurunan masing-masing turun sebesar 5,24%; 6,98%; 3,57%.

Peran Iklim Terhadap Produksi Pertanian

Iklim adalah rata-rata keadaan cuaca dalam jangka waktu yang cukup lama minimal 30 tahun sifatnya tetap. Iklim merupakan salah satu sumber daya alam yang memegang peranan penting dalam bidang pertanian. Untuk mengetahui keadaan iklim perlu dipelajari klimatologi pertanian. Guna klimatologi dalam pertanian terbentang di antara lapisan tanah sedalam perakaran tanaman sampai dengan lapisan udara. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman tergantung kepada lingkungan alam dan iklim. Iklim memiliki beberapa unsur yang terdiri atas, radiasi matahari, suhu, kelembapan, dan awan. Radiasi matahari merupakan sumber energi bagi peristiwa-peristiwa penting kehidupan terutama bagi tanaman yakni untuk fotosintesis. Suhu pada iklim berpengaruh penting pada kondisi tanah dan pertumbuhan tanaman. Jika suhu yang diberikan optimal maka pertumbuhan tanaman juga akan maksimal. Kelembapan berpengaruh pada perkembangan organisme jamur dan penyakit pada tumbuhan. Unsur-unsur iklim tersebut berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan (Kartasapoetra et al., 1987:18-29).


PERTANIAN DI INDONESIA

Pertanian di Indonesia merupakan salah satu sektor dalam meningkatkan perekonomian para petani, serta untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Kondisi sosial budaya petani merupakan masalah utama dalam fungsi sektor pertanian. Kondisi tersebut berkaitan erat dengan produktivitas para petani di Indonesia, antara lain luas lahan yang dimiliki, serta kebijakan pemerintah juga berpengaruh terhadap keberhsilan pertanian di Indonesia. Sektor pertanian di Indonesia perlu perhatian yang lebih agar dapat menghasilkan bahan pangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia dan dapat meningkatkan pendapatan para petani Indonesia (Soetrisno, 2002:3).

A. Profil Pertanian di Indonesia
Saat ini 75% penduduk Indonesia tinggal di wilayah pedesaan, 54% di antaranya menggantungkan hidup pada sektor pertanian dengan tingkat pendapatan yang relatif rendah, karena didominasi oleh petani yang mempunyai luas tanah kurang dari 0,5 ha. Sebagian besar petani di Indonesia, yakni 40,73% berpendidikan sekolah dasar; 4,62% berpendidikan SLTA; dan hanya 0,39% berpendidikan akademi/universitas. Dan 47,33% tidak berpendidikan dan tidak tamat SD. Dengan rata-rata usia, sebesar 15,1 juta orang (76,2%) berusia 25-54 tahun dan petani yang berusia >55 tahun mencapai 4,2 juta atau 21,46%. Umur rata-rata petani Indonesia yang cenderung tua berpengaruh terhadap produktivitas sektor pertanian di Indonesia, dan petani yang berusia tua biasanya cenderung bersifat konservatif dalam menyikapi perubahan atau inovasi teknologi (Soetrisno, 2002:3-5).



B. Ekonomi Pertanian dan Sosiologi Pedesaan
Negara Indonesia adalah negara pertanian, ini berarti Negara Indonesia mempunyai peranan penting dari seluruh perekonomian nasional. Mayoritas penduduk Indonesia yang bermata pencaharian petani sangatlah bergantung pada negara ini. Ekonomi pertanian membahas tentang perilaku pertanian dalam kehidupan pertaniannya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk ekonomi pertanian lebih membahas terhadap produksi, pemasaran, dan konsumsi produk pertanian. Selain itu juga membahas tentang analisis ekonomi, hubungan antara faktor-faktor produksi, dan hasil produksi pertanian (Hanafie, 2010:5). Sosiologi pedesaan merupakan salah satu dasar ilmu social yang penekanannya pada keadaan sosial petani pedesaan sebagai penghasil pangan pada sektor pertanian. Bidang kajian ini menekankan pada masyarakat pedesaan dan segala dinamikanya yang mencakup struktur sosial, proses sosial, mata pencaharian, pola perilaku, serta berbagai transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu juga membahas keadaan petani dan pertanianya di pedesaan (Rahardjo, 1999:12).


C. Pengelolaan SDM di Bidang Pertanian
Kegiatan pertanian secara alami melibatkan sumberdaya manusia (petani) yang cukup banyak, serta sarana produksi dan permodalan yang cukup besar. Selain itu juga sangat berhubungan erat dengan sumber inovasi teknologi dan informasi mulai dari hulu sampai hilir. Petani adalah tenaga kerja yang mampu melakukan kegiatan untuk produksi barang dan jasa dengan kemampuan psikis dan fisik secara optimal dengan tujuan produktif. Rendahnya mutu SDM di Indonesia menyebabkan lemahnya kualitas produk yang telah dihasilkan. Untuk meningkatkan kualitas produksi dalam sektor pertanian, perlu ditingkatkan usaha-usaha pembinaan, pengembangan, dan pemanfaatan SDM, meningkatkan pengadaan pangan dan mutu gizi, meningkatkan pelayanan kesehatan, memperbaiki fasilitas umum, serta meningkatkan pendidikan dan pelatihan kerja. Sempitnya lapangan pekerjaan serta rendahnya kualitas SDM ini mengakibatkan banyak dari mereka memilih untuk menjadi petani (Hanafie, 2010:71-73)
 
D. Pengelolaan SDA di Bidang Pertanian
Pengelolaan sumber daya alam sangat mempengaruhi bagaimana kelangsungan kehidupan masyarakat. Sumber daya alam adalah segala unsur alam, baik dari lingkungan abiotik maupun biotik yang dapat digunakan untuk menghasilkan barang, dengan tujuan memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sumber daya alam dapat dibedakan meliputi, sumber daya alam yang dapat di pulihakan, seperti, tanah, air, hutan, padang rumput, dan populasi hutan. Untuk sumber daya alam fisik misalnya, tanah, air, dan udara. Sumber daya alam yang berperan dalam pertanian adalah tanah atau lahan, matahari, udara, dan air. Tanah dikatakan sumber daya alam terpenting karena akan menentukan jenis tanaman yang dapat tumbuh dan berkembang untuk produksi tanaman. Jadi, sumber daya alam sangat berperan penting dalam pengembangan sektor pertanian sehingga kita harus mampu menjaga, melestariakan dan meningkatkan sumber daya alam yang ada. Berperilaku bijak dalam memanfaatkan sumber daya alam sangatlah diperlukan dalam hidup ini (Hanafie,2010:51-52).
 
Sumber:
  • Bonus Demografi Prestasi Emas BKKBN. 2015. Pertumbuhan Penduduk.    http://www.kompasiana.com/jokoade/bonus-demografi-prestasi-emasbkkbn_54f422c5745513972b6c879b [15 September 2016].
  • Hanafie, R. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Yogyakarta: CV. ANDI    OFFSET. 
  • Kartasapoetra, G., A.G. Kartaspoetra, dan M. Sutedjo. 1987. Teknologi     Konservasi Tanah dan Air. Jakarta: PT. Bina Aksara. 
  • Kementrian Pertanian. 2014.Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. Statistik Penduduk 1971 – 2015. http://pusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/publikasi_Statistik_Penduduk_2010-2015.pdf. 
  • Kementerian Pertanian. 2015. Produksi, Luas Pnaen, dan Produktivitas Padi dan Palawija di Indonesia. http://www.pertanian.go.id/Indikator/tabel-1-prod-lspn-prodvitas-padi-palawija.pdf.
  • Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: PT. Pustaka LP3ES Indonesia. 
  • Peraturan Pemerintah No 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan. http://perundangan.pertanian.go.id/admin/p_pemerintah/PP%20No.17-%202015%20Ketahanan%20Pangan%20Gizi.pdf.
  •  Rahardjo. 1999. Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian. Yogyakarta:    Gajah Mada University Press. 
  • Soetrisno, L.2002. Paradigma Baru Pembangunan Pertanian. Yogyakarta:    KANISIUS. 
  • Undang – Undang Pangan No 18 Tahun 2012 http://www.bulog.co.id/dokumen/pp/PP_17_2015_KPG.pdf.


Sumber gambar: http://www.hijauku.com
 
Jika ada pertanyaan, kritik maupun saran silahkan hubungi kami melalui halaman kontak. Terima kasih telah mengunjungi Rumpun Info, apabila berkenan silahkan untuk meninggalkan komentar di setiap postingan dan jangan lupa untuk mampir kembali. []


This Is The Oldest Page


EmoticonEmoticon